Anca

Salah satu bagian dari yang satu ini.



Halo, Ibu. Apa kabar? Semoga dunia tidak membuat Ibu memar. Semoga Ibu masih tegar, sama seperti dulu saat Ibu berlagak kekar di hadapan anaknya yang jatuh terkapar. Bu, setelah membaca ini, tolong jangan biarkan hatimu gusar, ya?

Bu, anakmu cacat. Banyak bagian yang tersayat, seluruh harapan telah berkarat. Awan hitam di sekitarnya terlalu pekat. Ada banyak hal yang membuat penat. Hanya saja, ini bukan tentang salat, berkat, ataupun tobat. Ini tentang tongkat.

Bu, tolong. Suaranya melolong, mereka bilang sudah tidak tertolong. Isi otak kopong, keyakinan juga kosong. Anakmu ini sedang meringkuk di kolong.

Bu, anakmu menangis. Menyaksikan segala mimpi yang berakhir dengan miris. Perih, rasanya hati sedang diiris tipis.

Bu, boleh minta peluk sebentar? Bunga di kehidupannya tidak mekar. Bahkan, seperti tidak memiliki akar. Warna pun seakan memudar. Buah hatimu malang, jalan takdirnya sukar, tiada lagi pilar.

Bu, anakmu akan masuk ke peti. Haruskah ia pergi?

Bu, maaf. Manusia yang Ibu ajarkan berani, kini takut mati.

Postingan populer dari blog ini

Bumantara

Angkara