Demi Masa



Gumpalan itu hampiri Bulan, berbisik-bisik penuh selidik. Menarik. Ragunya perihal sumber cahaya mulai mengusik. Lontarkan segudang tanya menelisik, seolah butirannya akan jatuh bergemercik. Riang sekali Bulan menjawab bahwa segalanya lengkap, masa depan jadi tetap. 

Esok, Bulan diantar menemui sang surya. Entitas yang benar-benar punya. Bertatapan mereka, bertukar makna penuh tawa di balik rasa luka. Mulailah alur dalam senyap. Datang hari ruang-ruang berubah pengap, binarnya lenyap.

Kenapa, Bulan? Kabur kemana banggamu pada sinar?

Kunang-kunang terbang di atas sana, merayu para bintang membujuk Bulan. Hilang. Gelap malam bertukar gemerlap. Hawa suram mencekam berubah tentram. Suasana payah berganti meriah. Dunia lihat mereka melukis seni pada langit hitam.

Sudah, kan, Bulan? Jangan terbawa prasangka, teranglah bersama. Demi masa, hasil karyamu yang utama.

Postingan populer dari blog ini

Anca

Bumantara

Angkara